Breaking News

Senin, 20 Februari 2017

Titip Rindu Buat Ayah




Ayah...
Perkenalkan ananda tercinta
yang, Alhamdulillah, tampak cantik dan gagah
Tatapan mereka setajam tatapan mata ayah
Hati mereka lembut seperti ayah
Pikiran mereka sekritis pemikiran ayah
Hanya sayang
Mereka tak pernah merasakan
Belai lembut ayah pada helai rambut mereka
Kecup halus ayah pada kening mereka
Hangat pangkuan ayah pada dada mereka
Yang mereka bisa hanyalah
Melihat senyum ayah melalui foto-foto tua
Mengenal ayah melalui cerita keluarga
Karena
Ayah tiada sebelum mereka ada
dan
Mereka ada untuk menyatakan pada dunia
Bahwa ayah pernah ada dan akan selalu ada
Di hati kami semua




(Titip rindu buat ayah, Bandung, 21 Feb 2017)
Punten... judulnya nyontek abis judul lagu Ebiet G Ade, seperti seri puisi-puisi dengan judul contekan lainnya, tapi isinya  nggak lhoo..



Balada Rumah Petak

Siang itu ku tergeletak
Di ruang tengah rumah petak
Memandang dinding yang retak
Ditutup poster penyanyi botak
Di luar pedagang berteriak
Menjajakan kripik dan opak
Yang konon, digoreng dengan minyak lekak
Dan selalu ramai dirubung emak dan anak
Ku berkipas mengusir gerah
Juga berusaha mengalihkan gelisah
Mengingat abang tak kunjung pulang ke rumah
Apakah mencari rupiah atau nyangkut di Romlah
Ooh Romlah janda kembang kampung seberang
Jika abang di rumahmu ingatkan dia untuk pulang
Jika abang tak bersamamu dimanakah dia sekarang
Segera pulang abang tersayang
Ramaikan rumah petak ini lagi
Ramaikan petak hati ini lagi
Ramaikan hati sepi ini lagi..
Dan
Jangan lupa bantu aku lunasi hutang
Pada pak Bambang pemilik kosan
Pada mas Warsan penjual sayuran
Serta
Pada hati yang sepi selama abang bepergian


(flash, 20 Feb 2017)

Puisi Pendek

Nggak biasa nulis puisi pendek, tematis dan limited. Tapi berhubung tugas.. ya dicoba-coba aja laah..
Ini tugas puisi pendek. Biar rada-rada mendukung "atmosfer"nya, ditambahin gambar boleh kah? Gambar dapet nyomot sajaah..



Benci

Konon benci mencemari cinta
Seperti susu tercemar nila
Konon benci merusak cinta
Seperti ladang terkena hama
Konon benci merusak asa
Membuat upaya terasa sia-sia

Lantas...
Mengapa hidup bertabur benci
Memompa amarah melalui setiap nadi
Menutup sesak jalur nafas
Sehingga tak sanggup lagi
Menghirup aroma cinta
yang, sesungguhnya, bertabur gratis di udara

(19 Februari 2017)




Hujan

Pernah kurasa tajamnya terpaan butir air hujan
Deras mengiris pada kulit wajah dan kelopak mata
Pernah kurasa ramahnya sapaan gerimis
Renyah menyapa telapak tangan dan helai alis
Pernah kurasa lembutnya sentuhan embun
Merasuk menembus pori-pori kulit dan rongga nafasku
Hujan, gerimis dan embun
Dapat menyapaku kapan saja setiap hari
Dapat menyentuh jiwa dan ragaku dimana saja setiap terjadi
Mereka hadir mendorong, menyambut dan membelai
Langkah-langkahku berkelana
Menjalani titian takdir kehidupan

(19 Februari 2017)





Serpihan Puisi Berserakan

Ceritanya lagi ikut kelas bikin puisi niiih.. so.. punten kalo banyak puisi lebay bertaburan.. dalam rangka mengumpulkan tugas... (haiyaaa...!!)

-------------------------------------------------------------------------------
Puisi #1

Ini puisi yang jadul juga, diinspirasi dari lagu Rhoma Irama, Darah Muda... tapi suweeerrrr nggak plagiat gitu juga laaah... makanya.. baca dulu sebelum memvonis ane plagiat plek blek clek...

-------------------------------------------------------------------------------

Pesona Darah Muda

Darah muda,
darah yang mengalir pada si pemuda
darah yang berdegup kencang setiap kali bertemu si pemuda
darah yang membuat merasa muda
darah yang membuat merasa sesaat bahagia
darah menyatu pada tutur katanya
darah menebar pada pesona senyumnya
darah menggumpal hangat pada genggaman tangannya
darah yang ingin sekali ku rangkul erat
darah yang ingin sekali aku simpan rapat
namun darah muda akan terus mengalir
berlalu bersama waktu
tak bisa dimiliki dan memiliki
tak bisa disentuh dan menyentuh
darah akan terus mengalir
memasuki setiap celah pembuluh waktu
meresap menghilang di penghujung batas
batas ingatan manusia
batas kemampuan manusia
batas keberdayaan manusia

(Februari, 2015)

-------------------------------------------------------------------------------

Puisi  #2

Puisi kedua ini, dibuat juga diinspirasi dari judul novel "Ketika Mas Gagah Pergi", so.. punten lagi.. agak2 nyontek gimanaaa gitchuuu..
-------------------------------------------------------------------------------

Ketika Mas Budiman Pulang

Melangkah lesu melewati sisi jembatan
Diterpa panas cuaca dasa akhir Ramadhan
Hembusan angin membuat daun berterbangan
Seperti bungkus plastik di jalan, tertiup angin, langkah menjadi ringan

Sepertinya setiap sudut jalan mengingatkan
Akan tuturkata dan gelak tawa pemuda budiman
Yang sekarang sedang menempuh perjalanan
Entah kembali ke asal tujuan atau berusaha mencari jawaban

Ada rasa rindu terbang ke gumpalan awan
Bersama dengan bersitan harapan
Semoga Mas Budiman
Tetap terjaga dalam bingkai mutiara kemurnian
Dan segera kembali mengejar tujuan masa depan

Mas budiman....
Hati-hati di jalan
Jangan berlama-lama mengejar kepalsuan impian
Segera kembali ke kenyataan
Dan temukan dirimu dalam jalan yang lebih baik dari sekarang

(Juli, 2015)

-------------------------------------------------------------------------------

Puisi  #3

Puisi ini, lagi-lagi dan lagi.. nyontek judul lagu, atau inspired by judul lagu.. More than words oleh Extreme... tapi suweeer... kata-katanya ane nggak nyontek lhooo...

-------------------------------------------------------------------------------

More than words

Ketika kata-kata tak cukup mewakili rasa
Maka diam terkadang lebih dari segala
Ketika kata-kata tak dapat lagi dipercaya
Maka tatap mata terkadang lebih bermakna
Ketika kata-kata hanya terucap hambar tak berupa
Maka gerak raga terkadang lebih terasa

Kata tak cukup mengucap rindu yang terasa
Menekan dada dan mendesak pada setiap detak jiwa
Kata tak cukup mengucap kasih di setiap masa
Karena tak pernah kasih cukup diurai dalam kata
Bukan sentuhan yang dapat menentramkan sukma
Jika kata tak pernah dapat diyakini maknanya

Ketika kata-kata tak pernah cukup berasa
Maka biarlah rindu menebar melebihi kata-kata
dan biarlah kasih berakar melebihi dari yang terasa
karena tak pernah tahu dimana batasan jiwa
menahan rindu menanam kasih yang merasuk hingga sumsum belulang raga

Ketika kata-kata tak pernah cukup berasa
Maka biarlah kasih merebak di setiap tarikan udara
dan biarlah rindu menebar harum aura
menyebar membalut setiap gerak raga
menjadi penghangat dan penggerak jiwa
Jangan mudah percaya kata-kata
tapi percayalah, bahwa kasih itu memang ada
dan bahwa rindu itu terukir jauh dalam relung rasa

(17 Juli 2015, kebeneran nyatet tanggal bikinnya)

-------------------------------------------------------------------------------
Buat yang nyangka ane nyontek More than words -nya extreme, nii dengerin lagunye.. jauuh boo... 




-------------------------------------------------------------------------------

Puisi #4

Nah ini aseli, nggak diinspirasi oleh lagu apapun, judul novel apapun, asal capruk aja saat kebanyakan dengerin lagu-lagu geje...

-------------------------------------------------------------------------------


Jika Rindu...
(belajar meyakini rindu melebihi kata-kata)
 

Jika rindu itu bintang
Maka dapatlah ia kupandang sepuas-puasnya di langit malam hari
Jika rindu itu angin
Maka dapatlah ia kurasakan menghembus-hembus menyentuh kulit wajah dan menyibak rambut
Jika rindu itu bunga
Maka dapatlah ia kupetik dan kuhirup wanginya sepuas-puasnya
Jika rindu itu malam
Maka dapatlah ia menjadi penyejukku untuk istirahat dan berasa tentram
Jika rindu itu pagi hari
Maka dapatlah ia menjadi penyegar dan penyemangatku ketika memulai hari

Namun...
Sepertinya...
Rindu tidaklah mudah dianalogikan
Tidak seperti bintang yang mudah dipandang
Tidak seperti angin yang mudah dirasakan
Tidak seperti malam yang selalu menjelang
Tidak juga seperti pagi yang selalu datang
Rindu itu seperti udara
Menyesakkan dada ketika tak mendapatkannya
Menyusup dalam setiap pembuluh darah tanpa terasa
Terasa dibutuhkan namun tak terasa kehadirannya
Terasa menggembirakan namun tak berasa warna dan rupanya
Rindu seperti udara
Yang melingkup dan membungkus hati dan raga
Mengikut pada setiap jejak langkah
Membayang pada setiap tarikan nafas

Duhai rindu yang menghantui sepanjang langkah
Lelah ditahan sebagai beban dalam dada
Tak jua dapat dilepas dan dihembus agar hilang di angkasa
Derita yang terasa mengiris nadi semangat rasa
Sering rindu harus berakhir kecewa
Ketika tiada penawar yang dapat dijumpa
Ingin rasanya ditebar pada angin yang membelai wajah
Agar dapat berkurang rasa sesak di dada...

Duhai rindu
kembalilah padaku segera
agar dapat kudengar kembali suaramu
agar dapat kulihat kembali renyah suara tawamu
agar dapat kupandang kembali ceria wajahmu



(28 Juli 2015, lagi-lagi pas dicatet tanggal bikinnya)

-------------------------------------------------------------------------------